Tantangan perjalanan Ekonomi Islam di Indonesia dalam tiga dasawarsa belakangan terpampang jelas. Di usia yang masih belia, Ekonomi Islam dihadapkan dengan berbagai tantangan dan rintangan, ketahanannya diuji pada berbagai level baik di kancah nasional maupun international, sejatinya tantangan diperlukan guna menuntut lahirnya strategi untuk menjawab tantangan tersebut.
Sebagai negara mayoritas berpenduduk Muslim, Ekonomi Islam disinyalir dapat menjadi lokomotif perekonomian di Indonesia. pada poin ini seharusnya Indonesia berpotensi mengembangkan sektor industri keuangan ekonomi syariah. Meski demikan, menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dalam High Level Discussion (Diskusi Tingkat Tinggi) bertajuk “Indonesia: Pusat Ekonomi Islam Dunia” yang diselenggarakan 25 Juli 2018 di Jakarta, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia khususnya dalam bidang Islamic finance masih jalan di tempat, hal itu ditunjukkan sulitnya aset perbankan syariah melewati 5% dari total aset perbankan, jauh tertinggal oleh negara tentangganya yaitu Malaysia dengan aset perbankan syariah yang mencapai titik 20%.
Hal tersebut menjadi pertanyaan sekaligus PR besar bagi banyak pihak terkait untuk memberikan sentuhan, mulai dari regulator, akademisi, praktisi hingga lapisan masyarakat. Mengacu pada permasalahan dan tantatangan tersebut, jika dilihat masa depan Ekonomi Islam dari kacamata akademisi, maka perguruan tinggi berperan penting sebagai tonggak awal kebangkitan perekonomian syariah di Indonesia.
Belum optimalnya potensi industri keuangan syariah di Indonesia sebagaimana disinyalir antara lain disebabkan masih kentalnya aroma supply gap SDM Ekonomi Syariah baik secara kuantitas maupun kualitas. Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang pesat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetitif di tingkat nasional dan global, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Untuk mencapai tujuan pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia, maka, perlu adanya kebijakan pengembangan sumber daya manusia. Adalah perguruan tinggi yang merupakan tonggak bagi pencipta lulusan dengan kompetensi lengkap melalui proses pendidikan dan pelatihan yang komprehensif dan terencana diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia, baik dalam penyediaan SDM maupun dalam pengembangan ilmu perbankan syariah.
Melihat perkembangan belakangan terakhir sepak terjang pendidikan Ekonomi Islam yang diakomodir beberapa Program studi, diantaranya Prodi Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah dan Keuangan Syariah menjadi primadona di beberapa PTKIN, dengan kata lain secara kuantitas Perguruan Tinggi berusaha merespon kebutuhan SDM ES. Kenyataan di lapangan supply gap SDM ES masih dirasakan, sehingga mendorong lahirnya SDM dengan kompetensi dan background ekonomi konvensional yang diberikan pelatihan instan mengenai sisi syariah. Karena tidak sepenuhnya tertanam paradigma, visi dan misi, dan spirit syariah, selanjutnya perkembangan produk industri keuangan syariah terhambat karena memang memerlukan komptensi khusus, terlebih lagi arah perkembangannya mengikuti arus konvensional.
Tanpa SDM yang berkompeten tantangan kompleksitas produk keuangan syariah dan tuntutan masyarakat yang semakin luas akan sulit dijawab oleh industri keuangan syariah. Pada gilirannya, kelangkaan ini berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi syariah ke depan.
Menjawab permasalahan itu, pernyataan Hendar pada seminar yang bertajuk “BI dan IDB Tingkatkan Kualitas SDM Ekonomi Syariah” masih sangat relevan, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia tersebut berpendapat bahwa pengembangan SDM Syariah melalui 3 rumusan strategi: “Pertama adalah Sinkronisasi Link and Match Perguruan Tinggi Dengan Dunia Industri'. Pengajaran ekonomi syariah harus dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kedua, program pengembangan berbasis teknologi, Di era teknologi digital saat ini lulusan ekonomi syariah perlu menguasai pengetahuan di bidang teknologi di level tertentu, mengingat industri keuangan saat ini menggunakan teknologi secara massif. Ketiga adalah menetapkan platform yang kokoh untuk kerja sama antar institusi pendidikan baik secara global maupun domestik. Dengan dukungan teknologi, kerja sama antara pihak yang berbeda dapat dilakukan dengan lebih mudah".
Mutu SDM ES merupakan tantangan riil perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia yang perlu dicarikan solusinya dan dalam hal ini perguruan tinggi adalah lembaga yang paling berkompeten dalam menyediakan SDM yang dibutuhkan oleh industri keuangan syariah. Banjirnya peminat di Fakultas Ekonomi Islam membawa angin segar bagi kemajuan pendidikan Ekonomi Islam, seiring dengan itu diharapkan pula dengan peningkatan kualitas keilmuan dan kompetensi yang lebih tinggi (high syariah quality).
* In My Humble Opinion (IMHO)
0 comments:
Posting Komentar